Jumat, 17 Agustus 2012

Warning Untuk Malaysia…Indonesia mulai Belanja Alutsista besar-besaran


Akhirnya indonesia mulai kehilangan kesabaran, karena terus menerus dipameri kekuatan militer negara tetangga yg terus menerus melecehkan kedaulatan Indonesia.
Rencana kedatangan alutsista TNI 2010-2014 dengan anggaran pembelian US$ 15 Milyar aatau kira-kira Rp.150 Trilyun,-
Renstra TNI 2010-2014 memberikan nuansa pelangi terhadap komparasi alutsista yang akan diperbaharui yaitu adanya diversifikasi terhadap jenis alutsista produksi dalam negeri , dari Rusia, China dan Amerika Serikat. Setidaknya itu yang mengemuka dalam statement yang dikemukakan Panglima TNI Jendral Djoko Santoso dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Jakarta kemarin.
Dalam rencana strategis itu diungkapkan bahwa TNI akan memenuhi kebutuhan armada kapal perang dengan memesan 35 Kapal Cepat Rudal Trimaran ukuran 60 meter, 40 Kapal Patroli Cepat Rudal ukuran 40 meter dan 15 Korvet semuanya produksi dalam negeri. Sementara 2 kapal selam kelas Kilo dari Rusia dipastikan hadir tahun 2013.
Untuk Kapal Cepat Rudal Trimaran dan Patroli Cepat adalah produksi swasta nasional, masing-masing akan dilengkapi sepasang rudal buatan China dan Rusia, sementara Korvet adalah produksi PT PAL Indonesia, demikian diungkapkan Jendral Djoko Santoso.
Angkatan Udara Indonesia akan diperkuat dengan pembelian 22 F16 CD dari Amerika Serikat dan 12 pesawat angkut Hercules. Saat ini TNI AU memiliki 10 F16 AB dan 38 Hercules berbagai seri.
Beberapa minggu yang lalu Jet tempur SU27 dari Rusia tiba di PangkalanAU Makassar. Dengan kedatangan 3 penempur Sukhoi itu, TNI AU memiliki 10 Sukhoi dan merencanakan akan terus menambah pesawat empur jenis ini sampai mencapai 48 buah ( 4 skuadron).
Yang menarik dari renstra TNI ini adalah adanya pergelaran rudal produksi dalam negeri yang mampu menjangkau jarak tembak sampai 300 km dan sekaligus mengubah konsep hankam TNI dari defensif murni menjadi pre emptive strike. Menurut pengamat militer Jales Primowardhani perubahan konsep ini dipicu oleh keangkuhan Malaysia yang mengganggu teritori Indonesia terutama perairan Ambalat. Ini yang membuat petinggi TNI dan bahkan Presiden SBY merasa gerah dan kemudian mempersiapkan arsenal berbagai jenis untuk mengantisipasi kondisi terburuk, katanya.
TNI memang sedang mempersiapkan diri, memperbaharui alutsistanya. Lihat saja di kalimantan, Kodam dimekarkan menjadi 2 dengan menambah kekuatan pasukan secara besar-besaran sampai mencapai 30 ribu, pembentukan 8 batalyon infantri, 6 batalyon kavaleri, 4 batalyon artileri dan 4 batalyon rudal. Tarakan juga menjadi home base bagi 16 pesawat tempur Super Tucano disamping Pontianak yang sudah eksis sengan 16 pesawat tempur Hawk.

Seorang petinggi di Kementerian Pertahanan Indonesia yang enggan disebut namanya membenarkan bahwa TNI sedang mempersiapkan kekuatannya dengan memperbesar satuan-satuannya. Marinir akan ditambah menjadi 60ribu pasukan, Kostrad sedang membangun divisi 3, Kodam-kodam menambah batalyon infanri dan mekanis. Rudal berbagai jenis sudah dan sedang dalam pesanan seperti Qw3, C-802, Yakhont, AGM Maverick. Nantinya kekuatan TNI AL bertumpu pada kekuatan 3 armada tempur dengan kekuatan 276 KRI, 12 Kapal Selam , 60 ribu marinr. TNI AU dengan 4 Skuadron Sukhoi, 3 Skuadron F16, 2 Skuadron Hawk, 1 skuadron Stucano, 1 skuadron Yak 130.


TNI AD dengan 3 divisi Kostrad, 21 Kodam dengan kekuatan pasukan mencapai 450 ribu tentara.
sumber :reuters
Rencana pembelian
  • 3 Sukhoi SU27 April 2010 (realisasi 5 sep 2010 dan 15 sep 2010)

  • 16 Super Tucano September 2010 (DICARI ALTERNATIF LAIN)

  • 8 Heli tempur MI35 Nopember 2010

  • 12 Heli tempur MI17 Oktober 2010

  • 6 Sukhoi SU30 Mei 2011

  • 6 Hercules Desember 2010

  • 8 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Nopember 2010

  • 6 Hercules Nopember 2011

  • 22 F16 CD Oktober 2011 - Juni 2012

  • 12 Kapal Cepat Rudal Ctmaran Desember 2011

  • 4 Korvet PAL Juni - Okt 2011

  • 16 Yak 130 April 2013

  • 10 Sukhoi SU27/30 Nopember 2013

  • 2 Kapal Selam Kilo Desember 2013

  • 20 Kapal Patroli Cepat Rudal Jan - Des 2011

  • 80 Rudal Lapan Juni - Okt 2010

  • 12 Korvet PAL Jan 2012- Des 2013

  • 5 Batteray S300 Mei 2013

  • 2 Kapal Selam U214 Okt 2014

  • 10 Sukhoi SU35 Agustus 2014

  • 200 Rudal Lapan Feb - Sep 2011

Sumber : Jane’s Defence Feb 2010
Nah… mestinya dari dulu kita mulai memikirkan penambahan alutsista kita, tapi tidak apalah meskipun sedikit terlambat tapi saya sebagai warga negara sangat menghargai sikap pemimpin2 kita yg mulai menyadari pentingnya persenjataan guna menjaga kedaulatan Bangsa dan Negara Indonesia.
Bravo Indonesia…Bravo TNI….. jangan biarkan negara lain terutama malaysia coba-coba melecehkan kedaulatan kita..!!
Untuk Malaysia….. berhati-hatilah dengan Indonesia, karena militer Indonesia sudah mulai kehabisan kesabarannya.

8 komentar:

  1. ?????? ???????? oohhh malaysia menantang indonesia rupanya ni.. sy anak indo n lama duduk kat malay la.. tidak usah so... aku tau kelemahan malaysia wkwkwkkkkkkkkkkkkkkkk...

    BalasHapus
  2. Fandi kamu itu kuli bangunan saja di Malaysia... haha

    BalasHapus
  3. Untuk yang diatas gw: Fandi itu mau ngebantu. Dia orang Indo yang lama tinggal di Malay, makanya bahasanya kyk gitu.

    BalasHapus
  4. malaysia dijajah inggris tidak bisa mengalakan apa lagi kalah indonesia , kapal malaysia 40 meter tidak pumya radar kapal selam , dijadikan sasaran tembak , kapal selam indonesia 5 tahun 2014

    BalasHapus
  5. bangkit lah negri ku.. maju lah negri ku..

    BalasHapus
  6. AAAnnnjinnnggg kalian semua . .
    baku isap jo ngoni deng malaisya . .

    BalasHapus
  7. Pemerintah jgn ragu kucurkan Dana
    kalau itu untuk alutsista.
    Toh itu untuk mempertahankn NKRI.
    Kami Rakyat yg bayar Pajak U/ senjata TNI
    _._
    Biar Ci Malaysia Itu menangis
    Ketakutan.. silakan ngadu ke sekutu mu
    dasar Negara yg tk punya nyali hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. hancurkan malingsia itu... negara cuma selebar daun kelor aja mau macam2..

      wahai para TKI brgerilyaLah kalau sewaktu2 dibutuh oleh bangsa ini..

      NKRI' harga mati...
      Jayati Negeriku.

      Hapus