Pada tulisan kali ini saya ingin membahas bagaimana perbandingan kekuatan udara di ASEAN. dengan harapan kita semua mendapatkan pencerahan. Analisa saya kali ini saya usahakan akan se-objektif mungkin. Saya ingin menuliskan tulisan yang benar-benar real, tidak membesar-besarkan Negara sendiri (banyak blog yang membesar-besarkan kemampuan negaranya) dan juga tidak menjelek-jelekkan Negara lain (banyak blog yang menjelek-jelekkan Negara lain). Poin yang ingin saya sampaikan adalah data yang benar-benar realistis, tentunya realistis menurut saya.
Saya akan membahas kekuatan beberapa Negara di ASEAN yang menurut saya cukup menarik untuk di analisa, terutama Negara-negara yang miliki perbatasan yang cukup dekat dengan Indonesia sehingga memungkinkan terjadinya konflik suatu saat nanti. Namun ada beberapa Negara yang tidak akan saya bahas, karena Negara tersebut tidak memiliki kekuatan udara yang cukup mumpuni untuk dianalisa. Pada analisa kali ini akan saya fokuskan pada inventory pesawat tempur dan juga rudal serta pesawat peringatan dini yang dimilikinya. Untuk kehebatan pilot dan factor ‘man behind the Gun’ tidak akan saya ikutkan dalam analisa saya ini.
Kekuatan Udara Malaysia
Kekuatan udara Malaysia pertama saya bahas karena saya cukup tertarik dengan kekuatan mereka. Terlebih lagi sering sekali terjadi ‘debat kusir’ anatar anggota forum dari Indonesia dan Malaysia yang memperdebatkan siapa yang paling hebat diantara kekuatan udara kedua Negara. Secara jujur sebagai warga Negara Indonesia saya mengakui bahwa kekuatan udara Malaysia cukup disegani dan di perhitungkan di ASEAN.
Tercatat sekarang ini ada 18 pesawat Sukhoi-30MKM di angkatan udara Malaysia. Pesawat Su-30MKM ini bisa dikatakan adalah saudara kembar tapi tak sama dari Sukhoi-30MKI yang dimiliki oleh India. Sukhoi-30MKM ini bisa dikatakan adalah salah satu pesawat terbaik saat ini. Pesawat ini tentunya lebih baik dari sebagian pesawat Sukhoi Indonesia, seperti Su-27 SK dan Su-30MK. Dengan jumlah pesawat Su-30MKM sebanyak 18 pesawat tentunya itu merupakan sebuah kekuatan yang cukup menggentarkan. Pesawat ini merupakan First Class Jet Fighter di angkatan Udara Malaysia.
Selain itu, kekuatan udara Malaysia masih di topang oleh kehadiran 8 pesawat F-18 Hornet dan juga 14 pesawat Mig-29. Kedua pesawat ini cukup disegani dan juga pastinya memberikan effek gentar yang cukup memadai. Khusus untuk Mig-29 ini mungkin tidak semua dari 14 pesawat yang masih di operasikan tetapi tetap saja ini cukup memberikan penambahan kekuatan. Kedua pesawat ini bisa dikatakan adalah Second Class Jet Fighter di Angkatan Udara Malaysia.
Kekuatan ini juga masih di topang oleh kehadiran sekitar 16 F-5 E/F dan 13 Hwak-208 sebagai Third Class Fighter di Malaysia. Khususnya F-5, tidak diketahui berapa jumlah yang benar-benar beroperasi, kemungkinan hanya sedikit dari jumlah diatas.
Selain itu pesawat ini pun dilengkapi oleh rudal rudal yang cukup mumpuni. Tercatat ada beberapa jenis rudal yang dimiliki yaitu AIM-120C5 dan juga AIM-7 Sparrow yang bisa ditembakkan dari F-18 Hornet. Sedangkan untuk jet Su-30MKM dan Mig-29 dilengkapi dengan rudal-rudal R-73 dan juga R-77. Kehadiran rudal-rudal ini memberikan nilai tambah yang sangat besar di Angkatan Udara Malaysia.
Namun, saat ini Angkatan Udara Malaysia belum dilengkapi dengan peswat peringatan dini yang bisa membantu jet tempur dalam operasinya untuk meningkatkan daya tangkalnya. Namun Malaysia sudah berencana untuk membeli pesawat jenis ini.
Kekuatan Udara Thailand
Angkatan udara Thailand memiliki cukup unik. Kebanyakan inventorynya adalah buatan Negara-negara barat. Berbeda dengan Malaysia dan Indonesia, yang memiliki kombinasi barat dan timur. Kekuatan udara Thailand sendiri cukup disegani karena memiliki jumlah jet fighter yang banyak, bahkan jauh lebih banyak dari inventory TNI AU saat ini.
Tercatat saat ini, sebagai First Class Jet Fighter mereka memiliki 12 pesawat JAS-39 Grippin dari Swedia. Pesawat ini masih tergolong baru dan mungkin beberapa pesawat masih dalam tahap pengiriman. Pesawat ini memang tidak termasuk dalam kategori Heavy Jet Fighter sekelas Su-30MKM Malaysia, Su-27SKM/Su-30MK2 Indonesia, F-15 SG Singapura maupun Su-27SK/Su-30MK2V Vietnam. Namun kualitasnya cukup disegani karena dilengkapi radar dan senjata yang cukup mumpuni. Namun dibandingkan < b>First Class Jet Fighter Negara ASEAN lainnya, jet ini masih kurang memiliki efek gentar.
Namun kekurangan ini ditopang dengan kehadiran sekitar 56 pesawat F-16 A/B yang sebagian sudah di upgrade setara Block 52. Tentunya jumlah yang sedemikian banyak akan memberikan effek gentar yang menggetarkan. Dibandingkan dengan Indonesia yang hanya 10 F-16 A/B, tentunya jumlah F-16 Thailand ini cukup disegani. Pesawat F-16 ini agaknya merupakan workhorse di AU Thailand dan sepertinya menjadi Second Class Jet Fighter di Thailand.
Selain itu mereka juga masih memiliki sekitar 30 F-5, namun tidak diketahui berapa jumlah F-5 yang benar-benar bisa operasional. Ditambah lagi beberapa pesawat lainnya seperti Alpha Jet dan L-39ZA. Ini sepertinya menjadi Third Class Fighter di Thailand.
Nah yang cukup menarik, Thailang sudah memiliki pesawat peringatan dini (AEW) yaitu 2 pesawat Saab 340 dari Swedia yang merupakan satu paket pembelian dengan 12 JAS-39 Grippin. Kehadiran 2 buah pesawat peringatan dini ini setidaknya sudah memberikan tambahan kekuatan bagi angkatan udara Thailand. Pesawat ini akan memberikan warning jika ada bahaya yang mengancam sehingga pesawat lainnya bisa menyiapkan tindakan terhadap semua ancaman tersebut.
Sedangkan untuk masalah senjata untuk pesawatnya, Thailand cukup memiliki arsenal yang mumpuni. Diantaranya merekan memiliki rudal AIM-120C5 sejenis dengan yang dimiliki Malaysia namun masih kalah dari rudal AIM-120C7 milik Singapura. Indonesia belum memiliki rudal sejenis ini di TNI AU. Entah di kemudian hari. Selain itu, AU Thailand juga memiliki rudal AIM-9 Sidewinder, rudal IRIS-T dari Jerman dan Phyton-4 dari Israel. Jumlah pasti semua rudal itu tidak diketahui, namun kehadirannya cukup memberikan efek gentar yang mengerikan.
Angkatan Udara Vietnam
Kekuatan Udara Vietnam cukup unik dan sangat berbeda dengan Thailand dan Singapura. Jika Thailand dan Singapura memiliki alutsista Udara yang condong ke produk Negara barat, maka Vietnam condong ke produk Negara timur yaitu Rusia. Namunpun demikian kekuatan udara Vietnam sama sekali tidak bisa dipandang remeh, bahkan oleh AU Singapura sekalipun.
Saat ini, Angkatan Udara Vietnam tercatat memiliki setidaknya 24 pesawat Su-30 MK2V dan sekitar 15 pesawat Su-27 SK/UBK. Untuk Su-30MK2V ini adalah pesawat yang hampir sama dengan pesawat Su-30MK2 yang dimiliki TNI AU. Gabungan antara 24 SU-30 MK2V dan 15 Su-27 SK/UBK akan menghasilkan kekuatan sekitar 39 Sukhoi series, tentunya memberikan efek gentar yang sangat dahsyat. Pesawat-pesawat ini merupakan First Class Jet Fighter di Angkatan Udara Vietnam. Jika dibandingkan dengan First Class Jet Fighter Negara ASEAN lainnya, mungkin hanya Singapura dengan 24 F-15 SG dan Malaysia dengan 18 Su-30 MKM yang bisa mengimbanginya. Kalau Indonesia dengan 10 Su-27/30 dan Thailand dengan 12 JAS-39 Grippin menurut saya masih belum bisa menyaingi efek gentar First Class Jet Fighter AU Vietnam ini.
Selain pesawat itu, kekuatan AU Vietnam masih ditambah dengan kehadiran sekitar 144 pesawat Mig-21 dan sekitar 53 pesawat Sukhoi-22. Kedua jenis pesawat ini mungkin sudah termasuk kategori tua, namun jumlahnya yang begitu banyak tentunya juga akan memberikan effek gentar yang tidak bisa diabaikan. Namun yang menjadi catatan saya adalah belum memiliki sumber valid yang menunjukkan berapa sebenarnya jumlah pesawat Mig-21 dan Su-22 yang benar-benar masih operasional (layak terbang). Tapi dari beberapa artikel yang saya baca, jumlah yang operasional cukup banyak untuk ukuran ASEAN.
Hal lain yang membuat kekuatan udara Vietnam semakin diperhitungkan adalah kehadiran rudal-rudal yang melengkapi jet tempur mereka. Tercatat AU Vietnam memiliki sejumlah rudal-rudal canggih untuk armada Sukhoi-27/30 mereka, diantaranya dalah rudal jarak dekat R-73 (setara AIM-9 sidewinder, CMIIW), rudal R-27 untuk jarak sedang (CMIIW) dan juga rudal jarak jauh R-77 (setara AIM-120 C, CMIIW) untuk rudal udara ke udara (air to air missile). Sedangkan untuk anti kapal, armada Sukhoi mereka juga dilengkapi rudal anti kapal jenis Kh-31. Untuk rudal-rudal lain mungkin mereka juga memilikinya, tetapi saya belum menemukan informasi akurat terkait ini
Untuk permasalah ada tidaknya pesawat peringatan dini (AEW) di AU Vietnam saya belum memiliki data yang cukup valid untuk dianalisa. Dengan penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa kekuatan Udara Vietnam untuk ukuran ASEAN bisa dikatakan cukup kuat, bahkan bisa di masukkan kedalam kategori terbaik selevel dengan AU Singapura.
Angkatan Udara Singapura
Angkatan Udara Singapura bisa dikatakan adalah AU yang paling kuat dan paling disegani di ASEAN. Ini bisa dimengerti karena selain mereka memiliki jumlah pesawat yang sangat banyak dan juga memiliki teknologi pesawat yang canggih serta di topang oleh rudal-rudal canggih. Hampir semua peralatan alutsista mereka adalah buatan Amerika, hal ini bisa kita pahami karena mereka adalah sekutu utama Amerika di ASEAN.
Dengan luas wilayah yang ‘hanya’ seluas kota Jakarta, tercatat mereka memiliki pesawat canggih sekelas F-15 SG yang sudah menggunakan radar AESA terbaru. Jumlah pesawat F-15 SG mereka adalah sebanyak 24 pesawat. Pesawat ini bisa dikatakan merupakan salah satu jet tempur terbaik di dunia saat ini, dan di ASEAN mungkin hanya Su-30 MKM Malaysia, Su-27/30 Indonesia dan Su-27/30 Vietnam yang bisa menyaingi kehebatannya. Untuk JAS-39 dari AU Thailand menurut saya masih berada di bawah spesifikasi F-15 SG Singapura. Belum lagi jumlahnya yang sangat banyak untuk ukuran ASEAN. Pesawat ini sepertinya memang di plot sebagai First Class Jet Fighter di angkatan udara Singapura.
Selain itu, kekuatan udara Singapura masih ditambah dengan kehadiran sekitar 60 pesawat F-16 C/D Block 52 sebagaiSecond Class Jet Fighter di angkatan udara Singapura. Sebagai catatan penting adalah F-16 mereka adalah benar-benar blok 52 baru, bukan second dan hasil upgrade. Bisa dibayangkan besarnya pengaruh kehadiran pesawat dengan jumlah yang sangat banyak tersebut ditambah teknologinya yang sangat mutahir. Dibandingkan Second Class Jet Fighter Negara ASEAN lainnya, agaknya belum ada yang mampu menandingi keperkasaan AU Singapura ini. Tercatat, Malaysia hanya memiliki 8 F-18 Hornet dan sekitar 14 Mig-29 sebagai Second Class Jet Fighter mereka. Indonesia hanya memiliki 10 F-16 A/B Block 15 OCU sebagai Second Class Jet Fighter di Angkatan Udara Indonesia. Sedangkan Thailand mungkin cukup banyak jumlahnya yaitu sekitar 56 pesawat F-16 A/B, yang hampir menyamai jumlah F-16 Singapura, tetapi jenisnya sangat berbeda sekali dari segi teknologinya. F-16 A/B Thailand adalah blok 15 OCU sama seperti milik TNI AU sedangkan Singapura sudah blok 52.
Kekuatan AU Singapura yang sudah sedemikian perkasa masih ditambah lagi dengan kehadiran sekitar 50 pesawat F-5 S/T dari Amerika. Walaupun termasuk kategori tua dibandingkan F-16 dan F-15 mereka, F-5 Singapura ini sudah tergolong sangat canggih melebihi kecanggihan F-5 E/F TNI AU. Ditambah lagi dengan jumlah yang sangat besar, tentunya menambah efek gentar yang sangat besar. Pesawat ini bisa dikategorikan sebagai Third Class Jet Fighter di AU Singapura.
Dengan kekuatan sebegitu besar, kekuatan mereka juga semakin dilengkapi dengan hadirnya rudal-rudal canggih yang menambah daya gentar AU mereka. Tercatat mereka memiliki rudal-rudal AIM-9 P Sidewinder, AIM-120 C5/C7 yang lebih canggih dari rudal AIM-120 C5 Malaysia dan AIM-120 C5 Thailand. Selain itu mereka juga tercatat memiliki sejumlah rudal AIM-7 Sapprow dan Phython-4. Kehadiran rudal-rudal ini sangatlah menggetarkan bahkan bisa dikatakan sangat menakutkan. Untuk urusan jenis rudal mungkin hanya AU Vietnam dengan R-77, R-27 dan R-73 nya, Malaysia dengan rudal AIM-120 C5 serta R-77 dan R-73 nya serta Thailand dengan AIM-120 C5, IRIS-T dan Phyton-4 nya yang bisa sedikit mengimbangi rudal Singapura namun masih kalah dari segi jumlahnya. Sedangkan AU Indonesia sepertinya harus puas sebagai pengamat dari kejauhan dengan hanya memiliki rudal sekelas AIM-9P.
Kekuatan ini semakin ditambah dengan kehadiran pesawat peringatan dini (AEW) di AU Singapura. Tak tanggung-tanggung mereka memiliki setidaknya 4 pesawat E-2 C Hwakeye. Ditambah lagi 4 Gulfstream G550 (namun saya tidak tau apakah ini masih aktif atau sudah pensiun). Dengan adanya pesawat AEW ini, akan memberikan tambahan kekuatan significan angkatan udara mereka. Untuk pesawat jenis ini, tercatat hanya AU Thailand yang bisa memberikan sedikit perlawanan dengan 2 pesawat Saab 340. Untuk AU Vietnam, Malaysia dan Indonesia belum tercatat memiliki pesawat sejenisnya.
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami mengapa Singapura kelihatannya begitu perkasa, walaupun luas wilayahnya sangatlah kecil. Dapat juga kita pahami bahwa mereka memiliki daya tawar diplomasi yang sangat besar berkat ‘back up’ kekuatan AU mereka. Bisa kita pahami bagaimana mereka begitu percaya diri untuk mencoba mendikte Indonesia dalam perjanjian DCA + Ekstradisi Indonesia Singapura pada tahun 2007.
Angkatan Udara Indonesia
Membicarakan kekuatan udara Indonesia rasanya terkadang cukup membuat hati miris, namun sebagai WNI yang baik saya tetap bangga dengan AU Indonesia walaupun masih tertinggal deri Negara tetangga. Membicarakan AU Indonesia tentunya tidak bisa dilepaskan dari Embargo Amerika dan Sekutunya terhadap Indonesia antara tahun 1999-2005 yang lalu. Secara garis besar dampak embargo tersebut masih terasa sampai sekarang walaupun sudah berakhir beberapa tahun yang lalu.
Saat ini Angkatan Udara Indonesia tercatat memiliki 10 Pesawat Su-27/30 dari Rusia. Kesepuluh pesawat ini terdiri dari 4 type yang memiliki perbedaan satu dengan lainnya yaitu 2 Su-27 SK, 2 Su-30 MK, 3 Su-27 SKM dan 3 Su-30 MK2. Pesawat ini agaknya memang dirancang sebagai First Class Jet Fighter di angkatan udara Indonesia. Dengan hanya memiliki 10 jet Sukhoi sebagai First Class Jet Fighter tentu tidaklah terlalu memberikan efek gentar dibandingkan dengan 39 Su-27/30 Vietnam, 24 F-15 SG Singapura ataupun 18 Su-30 MKM Malaysia. Mungkin hanya First Class Jet Fighter AU Thailand dengan 12 JAS-39 Grippin yang masih bisa dikalahkan dari segi efek gentarnya.
Sebagai Second Class Jet Fighter di angkatan udara Indonesia, terdapat sebanyak 10 pesawat F-16 A/B Block 15 OCU yang sejenis dengan F-16 yang dimiliki oleh AU Thailand. Tentunya kekuatan 10 F-16 A/B Block 15 OCU masih belum bisa sepenuhnya diandalkan untuk menghadapi kekuatan Second Class Jet Fighter dari Negara ASEAN lainnya. Sebagai contoh, AU Singapura memiliki 60 F-16 Block 52, AU Thailand memiliki 56 F-16 Block 15 OCU serta AU Malaysia memiliki 8 F-18 Hornet dan 14 Mig-29. Secara teknologi mungkin hanya Second Class Jet Fighter AU Vietnam dengan 144 Mig-21 dan 53 Su-22 yang bisa ditandinginya. Namun dari segi jumlah saya kira belum bisa diandalkan.
Kekuatan udara Indonesia lainnya akan di topang oleh kehadiran sekitar 9 F-5 E/F dan sekitar 40 Hwak-209/109. Kekuatan ini termasuk cukup kuat sebagai Third Class Jet Fighter di angkatan udara Indonesia. Sebagai perbandingan, First Class Jet Fighter AU Malaysia hanya terdapat 16 F-5 E/F (sebagian besar sudah grounded) dan 13 Hwak-208, AU Thailand 30 F-5 E/F (jumlah aktif tidak diketahui) serta AU Singapura dengan 50 F-5 S/T.
Namun sayangnya lagi kekuatan AU Indonesia belum dilengkapi dengan pesawat peringatan dini (AEW) yang diharapkan mampu menambah kekuatan dan daya tangkal AU Indonesia. Dengan kekuatan AU yang tidak terlalu baik ditambah belum adanya pesawat AEW sepertinya melengkapi kekurangan AU Indonesia.
Ini adalah keadaan realistis yang dihadapi Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2012 ini. Saya sendiri ketika menuliskan artikel ini cukup merasa miris dan benar-benar berharap pihak terkait menaruh perhatian yang serius terhadap perkembangan AU Indonesia.
Kesimpulan Analisa Kekuatan AU di ASEAN
Dari analisa saya diatas saya bisa menarik kesimpulan sendiri (menurut saya cukup objectif, tp bisa saja menurut anda tidak) mengenai kekuatan udara di regional Asia Tenggara ini. Adapun kesimpulan saya ini kembali saya ukur berdasarkan kekuatan pada jet tempur, pesawat AEW dan keberadaan senjata rudal-rudal pendukung pesawat di AU setiap Negara. Adapun urutan kekuatan udara di ASEAN berdasarkan analisa saya diatas adalah sebagai berikut :
Kekuatan Udara Vietnam cukup unik dan sangat berbeda dengan Thailand dan Singapura. Jika Thailand dan Singapura memiliki alutsista Udara yang condong ke produk Negara barat, maka Vietnam condong ke produk Negara timur yaitu Rusia. Namunpun demikian kekuatan udara Vietnam sama sekali tidak bisa dipandang remeh, bahkan oleh AU Singapura sekalipun.
Saat ini, Angkatan Udara Vietnam tercatat memiliki setidaknya 24 pesawat Su-30 MK2V dan sekitar 15 pesawat Su-27 SK/UBK. Untuk Su-30MK2V ini adalah pesawat yang hampir sama dengan pesawat Su-30MK2 yang dimiliki TNI AU. Gabungan antara 24 SU-30 MK2V dan 15 Su-27 SK/UBK akan menghasilkan kekuatan sekitar 39 Sukhoi series, tentunya memberikan efek gentar yang sangat dahsyat. Pesawat-pesawat ini merupakan First Class Jet Fighter di Angkatan Udara Vietnam. Jika dibandingkan dengan First Class Jet Fighter Negara ASEAN lainnya, mungkin hanya Singapura dengan 24 F-15 SG dan Malaysia dengan 18 Su-30 MKM yang bisa mengimbanginya. Kalau Indonesia dengan 10 Su-27/30 dan Thailand dengan 12 JAS-39 Grippin menurut saya masih belum bisa menyaingi efek gentar First Class Jet Fighter AU Vietnam ini.
Selain pesawat itu, kekuatan AU Vietnam masih ditambah dengan kehadiran sekitar 144 pesawat Mig-21 dan sekitar 53 pesawat Sukhoi-22. Kedua jenis pesawat ini mungkin sudah termasuk kategori tua, namun jumlahnya yang begitu banyak tentunya juga akan memberikan effek gentar yang tidak bisa diabaikan. Namun yang menjadi catatan saya adalah belum memiliki sumber valid yang menunjukkan berapa sebenarnya jumlah pesawat Mig-21 dan Su-22 yang benar-benar masih operasional (layak terbang). Tapi dari beberapa artikel yang saya baca, jumlah yang operasional cukup banyak untuk ukuran ASEAN.
Hal lain yang membuat kekuatan udara Vietnam semakin diperhitungkan adalah kehadiran rudal-rudal yang melengkapi jet tempur mereka. Tercatat AU Vietnam memiliki sejumlah rudal-rudal canggih untuk armada Sukhoi-27/30 mereka, diantaranya dalah rudal jarak dekat R-73 (setara AIM-9 sidewinder, CMIIW), rudal R-27 untuk jarak sedang (CMIIW) dan juga rudal jarak jauh R-77 (setara AIM-120 C, CMIIW) untuk rudal udara ke udara (air to air missile). Sedangkan untuk anti kapal, armada Sukhoi mereka juga dilengkapi rudal anti kapal jenis Kh-31. Untuk rudal-rudal lain mungkin mereka juga memilikinya, tetapi saya belum menemukan informasi akurat terkait ini
Untuk permasalah ada tidaknya pesawat peringatan dini (AEW) di AU Vietnam saya belum memiliki data yang cukup valid untuk dianalisa. Dengan penjelasan diatas dapat kita lihat bahwa kekuatan Udara Vietnam untuk ukuran ASEAN bisa dikatakan cukup kuat, bahkan bisa di masukkan kedalam kategori terbaik selevel dengan AU Singapura.
Angkatan Udara Singapura
Angkatan Udara Singapura bisa dikatakan adalah AU yang paling kuat dan paling disegani di ASEAN. Ini bisa dimengerti karena selain mereka memiliki jumlah pesawat yang sangat banyak dan juga memiliki teknologi pesawat yang canggih serta di topang oleh rudal-rudal canggih. Hampir semua peralatan alutsista mereka adalah buatan Amerika, hal ini bisa kita pahami karena mereka adalah sekutu utama Amerika di ASEAN.
Dengan luas wilayah yang ‘hanya’ seluas kota Jakarta, tercatat mereka memiliki pesawat canggih sekelas F-15 SG yang sudah menggunakan radar AESA terbaru. Jumlah pesawat F-15 SG mereka adalah sebanyak 24 pesawat. Pesawat ini bisa dikatakan merupakan salah satu jet tempur terbaik di dunia saat ini, dan di ASEAN mungkin hanya Su-30 MKM Malaysia, Su-27/30 Indonesia dan Su-27/30 Vietnam yang bisa menyaingi kehebatannya. Untuk JAS-39 dari AU Thailand menurut saya masih berada di bawah spesifikasi F-15 SG Singapura. Belum lagi jumlahnya yang sangat banyak untuk ukuran ASEAN. Pesawat ini sepertinya memang di plot sebagai First Class Jet Fighter di angkatan udara Singapura.
Selain itu, kekuatan udara Singapura masih ditambah dengan kehadiran sekitar 60 pesawat F-16 C/D Block 52 sebagaiSecond Class Jet Fighter di angkatan udara Singapura. Sebagai catatan penting adalah F-16 mereka adalah benar-benar blok 52 baru, bukan second dan hasil upgrade. Bisa dibayangkan besarnya pengaruh kehadiran pesawat dengan jumlah yang sangat banyak tersebut ditambah teknologinya yang sangat mutahir. Dibandingkan Second Class Jet Fighter Negara ASEAN lainnya, agaknya belum ada yang mampu menandingi keperkasaan AU Singapura ini. Tercatat, Malaysia hanya memiliki 8 F-18 Hornet dan sekitar 14 Mig-29 sebagai Second Class Jet Fighter mereka. Indonesia hanya memiliki 10 F-16 A/B Block 15 OCU sebagai Second Class Jet Fighter di Angkatan Udara Indonesia. Sedangkan Thailand mungkin cukup banyak jumlahnya yaitu sekitar 56 pesawat F-16 A/B, yang hampir menyamai jumlah F-16 Singapura, tetapi jenisnya sangat berbeda sekali dari segi teknologinya. F-16 A/B Thailand adalah blok 15 OCU sama seperti milik TNI AU sedangkan Singapura sudah blok 52.
Kekuatan AU Singapura yang sudah sedemikian perkasa masih ditambah lagi dengan kehadiran sekitar 50 pesawat F-5 S/T dari Amerika. Walaupun termasuk kategori tua dibandingkan F-16 dan F-15 mereka, F-5 Singapura ini sudah tergolong sangat canggih melebihi kecanggihan F-5 E/F TNI AU. Ditambah lagi dengan jumlah yang sangat besar, tentunya menambah efek gentar yang sangat besar. Pesawat ini bisa dikategorikan sebagai Third Class Jet Fighter di AU Singapura.
Dengan kekuatan sebegitu besar, kekuatan mereka juga semakin dilengkapi dengan hadirnya rudal-rudal canggih yang menambah daya gentar AU mereka. Tercatat mereka memiliki rudal-rudal AIM-9 P Sidewinder, AIM-120 C5/C7 yang lebih canggih dari rudal AIM-120 C5 Malaysia dan AIM-120 C5 Thailand. Selain itu mereka juga tercatat memiliki sejumlah rudal AIM-7 Sapprow dan Phython-4. Kehadiran rudal-rudal ini sangatlah menggetarkan bahkan bisa dikatakan sangat menakutkan. Untuk urusan jenis rudal mungkin hanya AU Vietnam dengan R-77, R-27 dan R-73 nya, Malaysia dengan rudal AIM-120 C5 serta R-77 dan R-73 nya serta Thailand dengan AIM-120 C5, IRIS-T dan Phyton-4 nya yang bisa sedikit mengimbangi rudal Singapura namun masih kalah dari segi jumlahnya. Sedangkan AU Indonesia sepertinya harus puas sebagai pengamat dari kejauhan dengan hanya memiliki rudal sekelas AIM-9P.
Kekuatan ini semakin ditambah dengan kehadiran pesawat peringatan dini (AEW) di AU Singapura. Tak tanggung-tanggung mereka memiliki setidaknya 4 pesawat E-2 C Hwakeye. Ditambah lagi 4 Gulfstream G550 (namun saya tidak tau apakah ini masih aktif atau sudah pensiun). Dengan adanya pesawat AEW ini, akan memberikan tambahan kekuatan significan angkatan udara mereka. Untuk pesawat jenis ini, tercatat hanya AU Thailand yang bisa memberikan sedikit perlawanan dengan 2 pesawat Saab 340. Untuk AU Vietnam, Malaysia dan Indonesia belum tercatat memiliki pesawat sejenisnya.
Dari penjelasan diatas dapat kita pahami mengapa Singapura kelihatannya begitu perkasa, walaupun luas wilayahnya sangatlah kecil. Dapat juga kita pahami bahwa mereka memiliki daya tawar diplomasi yang sangat besar berkat ‘back up’ kekuatan AU mereka. Bisa kita pahami bagaimana mereka begitu percaya diri untuk mencoba mendikte Indonesia dalam perjanjian DCA + Ekstradisi Indonesia Singapura pada tahun 2007.
Angkatan Udara Indonesia
Membicarakan kekuatan udara Indonesia rasanya terkadang cukup membuat hati miris, namun sebagai WNI yang baik saya tetap bangga dengan AU Indonesia walaupun masih tertinggal deri Negara tetangga. Membicarakan AU Indonesia tentunya tidak bisa dilepaskan dari Embargo Amerika dan Sekutunya terhadap Indonesia antara tahun 1999-2005 yang lalu. Secara garis besar dampak embargo tersebut masih terasa sampai sekarang walaupun sudah berakhir beberapa tahun yang lalu.
Saat ini Angkatan Udara Indonesia tercatat memiliki 10 Pesawat Su-27/30 dari Rusia. Kesepuluh pesawat ini terdiri dari 4 type yang memiliki perbedaan satu dengan lainnya yaitu 2 Su-27 SK, 2 Su-30 MK, 3 Su-27 SKM dan 3 Su-30 MK2. Pesawat ini agaknya memang dirancang sebagai First Class Jet Fighter di angkatan udara Indonesia. Dengan hanya memiliki 10 jet Sukhoi sebagai First Class Jet Fighter tentu tidaklah terlalu memberikan efek gentar dibandingkan dengan 39 Su-27/30 Vietnam, 24 F-15 SG Singapura ataupun 18 Su-30 MKM Malaysia. Mungkin hanya First Class Jet Fighter AU Thailand dengan 12 JAS-39 Grippin yang masih bisa dikalahkan dari segi efek gentarnya.
Sebagai Second Class Jet Fighter di angkatan udara Indonesia, terdapat sebanyak 10 pesawat F-16 A/B Block 15 OCU yang sejenis dengan F-16 yang dimiliki oleh AU Thailand. Tentunya kekuatan 10 F-16 A/B Block 15 OCU masih belum bisa sepenuhnya diandalkan untuk menghadapi kekuatan Second Class Jet Fighter dari Negara ASEAN lainnya. Sebagai contoh, AU Singapura memiliki 60 F-16 Block 52, AU Thailand memiliki 56 F-16 Block 15 OCU serta AU Malaysia memiliki 8 F-18 Hornet dan 14 Mig-29. Secara teknologi mungkin hanya Second Class Jet Fighter AU Vietnam dengan 144 Mig-21 dan 53 Su-22 yang bisa ditandinginya. Namun dari segi jumlah saya kira belum bisa diandalkan.
Kekuatan udara Indonesia lainnya akan di topang oleh kehadiran sekitar 9 F-5 E/F dan sekitar 40 Hwak-209/109. Kekuatan ini termasuk cukup kuat sebagai Third Class Jet Fighter di angkatan udara Indonesia. Sebagai perbandingan, First Class Jet Fighter AU Malaysia hanya terdapat 16 F-5 E/F (sebagian besar sudah grounded) dan 13 Hwak-208, AU Thailand 30 F-5 E/F (jumlah aktif tidak diketahui) serta AU Singapura dengan 50 F-5 S/T.
Namun sayangnya lagi kekuatan AU Indonesia belum dilengkapi dengan pesawat peringatan dini (AEW) yang diharapkan mampu menambah kekuatan dan daya tangkal AU Indonesia. Dengan kekuatan AU yang tidak terlalu baik ditambah belum adanya pesawat AEW sepertinya melengkapi kekurangan AU Indonesia.
Ini adalah keadaan realistis yang dihadapi Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2012 ini. Saya sendiri ketika menuliskan artikel ini cukup merasa miris dan benar-benar berharap pihak terkait menaruh perhatian yang serius terhadap perkembangan AU Indonesia.
Kesimpulan Analisa Kekuatan AU di ASEAN
Dari analisa saya diatas saya bisa menarik kesimpulan sendiri (menurut saya cukup objectif, tp bisa saja menurut anda tidak) mengenai kekuatan udara di regional Asia Tenggara ini. Adapun kesimpulan saya ini kembali saya ukur berdasarkan kekuatan pada jet tempur, pesawat AEW dan keberadaan senjata rudal-rudal pendukung pesawat di AU setiap Negara. Adapun urutan kekuatan udara di ASEAN berdasarkan analisa saya diatas adalah sebagai berikut :
1. AU Singapura
2. AU Vietnam
3. AU Malaysia
4. AU Thailand
5. AU Indonesia
AU Singapura saya pilih di urutan pertama dikarenakan mereka memiliki jet fighter yang modern dan tangguh baik diFirst, Second maupun Third Class Jet Fighter yang lebih baik dari AU lainnya. Selain itu, mereka juga memiliki pesawat AEW dan rudal-rudal yang sangat canggih. AU Vietnam saya pilih berada di urutan kedua karena di First Class Jet Fightermereka memiliki jet Sukhoi dalam jumlah yang sangat banyak, namun mereka memiliki kelemahan di Second dan Third Class Jet Fighter mereka. Namun mereka sudah dilengkapi rudal-rudal yang sangat lengkap dan mematikan.
Ditempat ketiga saya menempatkan AU Malaysia dan menurut saya hanya berbeda sedikit dengan Vietnam. Namun mereka kalah dari segi jumlah First Class Jet Fighter dengan hanya 18 Su-30 MKM dibandingkan 39 Su-30/27 Vietnam. Namun untuk Second dan Third Class Jet Fighter AU Malaysia lebih baik dari AU Vietnam. Diperingkat keempat saya meletakkan AU Thailand disana, hal ini dengan alasan kekuatan First Class Jet Fighter mereka yaitu 12 JAS-39 kurang memiliki efek gentar dibandingkan AU ASEAN lainnya. Namun kekuatan mereka ada pada Second Class Jet Fighter mereka yaitu 56 F-16 A/B Block 15 OCU.
Pada urutan kelima, saya menempatkan AU Indonesia berada disana. Mungkin banyak pembaca yang tidak setuju dengan pendapat saya ini. Saya pribadi sangat berat menuliskan Indonesia berada di posisi ini, tetapi dari pengamatan saya sepeti inilah realitanya sebenarnya. Setidaknya itu adalah opini pribadi saya, bisa saja anda memiliki pandangan yang jauh berbeda dengan saya. Namun dari analisa saya, kelemahan yang cukup mencolok adalah tidak adanya rudal yang dimiliki pesawat Sukhoi Indonesia (beberapa blog sudah klaim Sukhoi Indonesia sudah dilengkapi rudal), sehingga kurang memberikan efek gentar.
Kelemahan lainnya adalah pesawat F-16 TNI AU yang hanya dilengkapi dengan rudal jarak dekat yaitu AIM-9Px yang tentunya akan kalah bersaing dengan AIM-120 C5/C7 maupun R-77. Namun jika pada penambahan 6 Sukhoi 30 MK2 dan 24 F-16 C/D setara Block 52 nanti akan dilengkapi dengan rudal R-77, R-37, R-73 maupun R-27 serta AIM-120 C, maka kekuatan Indonesia akan naik drastic bahkan bisa mengalahkan Thailand, Malaysia dan juga mungkin Vietnam.
Pesan Tersirat Untuk Pemerintah Indonesia
Membaca semua keterangan diatas dapat kita simpulkan dimana posisi kekuatan udara Indonesia sebenarnya saat ini. Kehadiran pesawat sekelas Sukhoi di AU Indonesia merupakan sebuah terobosan besar, namun tanpa dilengkapi rudal yang memadai, pesawat Sukhoi tersebut tidak akan memberikan efek gentar yang memadai. Besar harapan saya dan para former militer lainnya, bahwa pemerintah Indonesia dan pihak terkait menaruh perhatian untuk melengkapi armada Sukhoi Indonesia dengan rudal sekelas R-27, R-37 maupun R-77.
Dengan akan didatangkannya 24 F-16 C/D block 25 yang di upgrade setara F-16 C/D block 52 nantinya diharapkan akan menambah kekuatan AU Indonesia secara significant. Namun selain F-16 tersebut, besar harapan kita agar pesawat tersebut juga dilengkapi dengan rudal sekelas AIM-120 (sekelas AIM-120 C5 Malaysia dan Thailand saja sudah cukup baik, apalagi sekelas AIM-120 C7 Singapura), dan tidak hanya dilengkapi rudal sekelas AIM-9 Px. AU Indonesia mungkin sudah bosan hanya melihat AIM-9 P di udara Indonesia.
Penambahan rudal-rudal tersebut akan menaikkan kekuatan udara Indonesia secara significant, dan akan membuat Negara tetangga berpikir berulang kali untuk mendikte Indonesia. Inilah harapan kita bersama, mudah-mudahan semua ini bisa terwujud secepatnya.
Pesan Tersirat Untuk Forumer dari Indonesia
Mungkin banyak former dari Indonesia yang kurang setuju dengan analisa saya ini, namun sekali lagi saya tekankan ini adalah analisa saya berdasarkan keadaan realistis sampai dengan pertengahan 2012 ini. Kita boleh berbeda pendapat mengenai ini, namun satu yang pasti kita punya mimpi dan kerinduan yang sama, yaitu melihat AU Indonesia tumbuh menjadi AU yang disegani di seluruh dunia, terutama di ASEAN.
Mari kita dukung langkah pemerintah dalam memodernisasi alutsista AU Indonesia, namun kita tetap juga mengawasi supaya tidak ada penyelewengan didalamnya. Semuanya untuk kejayaan Negara kita yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta.
Sampai disini dulu tulisan saya ini.. lumayan capek juga menuliskannya, namun saya senang uneg-uneg dalam pikiran saya selama ini sudah saya tuangkan dalam tulisan ini. Semoga informasi ini bisa memberikan pencerahan bagi semua pembaca. Apabila ada tulisan saya yang menurut anda salah dan kurang pantas, saya mohon maaf dan mohon di koreksi agar kita bisa sama-sama belajar.
mungkin sebagian besar pesawat tempur yang dimiliki singapura bukan 100% milik mereka, kabar yang beredar bahwa singapura dijadikan amerika sebagai pangkalan militernya di wilayah ASEAN, terlebih lagi setelah amerika tidak memperpanjang kontrak mereka di Ssbik dan Clark di Filiphina.
BalasHapusKerjasama yang saling menguntungkan antara amerika dan singapura.
tu masih banyak yg di rahasiakan bro lo coba liat di langit kalo pagi pasti ada patroli jet tempur tni au dan masih banyak yg di rahasiakan apalagi di era jokowi lebih di rahasiakan nanti 2020 indonesia akan jadi raksasa baru di asia karna kita diam2 sudah memesan pesawat dari rusia !
BalasHapus