Jumat, 10 Agustus 2012

TRF-1 CAESAR : Generasi Ketiga Self Propelled Howitzer TNI AD


Menuju target MEF (minimum essential force) yang dicanangkan oleh pemerintah, masing-masing unit militer memang mendapat ‘jatah’ modernisasi alutsista. Meski pengadaannya terbilang pelan, tapi beberapa agenda kedatangan alutsista sudah ada di depan mata. Untuk elemen korps Artileri Medan (Armed) TNI AD misalnya, setelah lama tertinggal di segmen howitzer self propelled (gerak sendiri), ada kabar bahwa akan dating meriam TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie).
Menurut kabar yang belum bisa dikonfirmasi, 37 unit CAESAR SPH (self propelled howitzer) akan memperkuat batalyon Armed TNI AD. Kabar lebih lanjut 18 unit akan ditempatkan di Purwakarta – Jawa Barat, dan 18 unit lainnya di Ngawi – Jawa Timur, serta 1 unit untuk Pusdik Armed. Bila informasi tersebut benar maka yang akan ketempatanan CAESAR adalah Yon Armed 9 yang memang berlokasi di Purwakarta, dan Yon Armed 12 Kostrad yang bermarkas di Ngawi, dimana saat ini diperkuat meriam howitzer M2A2 kaliber 105mm.
Bila nyatanya CAESAR dating, dan bisa ditampilkan bersama MBT Leopard dalam HUT TNI bulan Oktober mendatang, maka merian swa gerak ini akan menjadi generasi ketiga self propelled howitzer yang digunakan TNI AD. Jenis meriam swa gerak yang pertama dimiliki TNI AD adalah AMX MK61 kaliber 105mm buatan Perancis, dan yang kedua adalah FH-2000 berkaliber 155mm buatan Singapura. Keduanya punya cirri khas yang berlainan, AMX-MK61 dirancang diatas platform tank ringan AMX-13, sedangkan FH (field howitzer)-2000 dirancang dengan sosok meriam konvensional tapi punya mesin berpenggerak diesel yang bisa melaju 10Km per jam. Sampai saat ini FH-2000, meski jumlahnya hanya 6 pucuk, menjadi meriam Armed dengan caliber terbesar yang dimiliki TNI AD.
Nah, beda dengan CAESAR, meriam ini dirancang diatas platform truk Renault Defense Sherpa 5 dengan penggerak 6×6. Dengan platform truk, baik meriam, kru, dan amunisi bisa dibawa dalam satu unit, sehingga bisa digelar lebih cepat. Truk Sherpa 5 sudah dirancang khusus dengan penguatan chasis, bahkan ada teknologi yang diterapkan pada ranpur beroda yakni CTIS (central tire inflation systems) untuk mengatur tekanan ban dari dalam kabin juga disematkan, sehingga CAESAR bisa berjalan di beragam medan berat. Dalam gelar operasinya, CAESAR membawa 6 awak, dimana untuk urusan kabin sudah dilengkapi perlindungan anti Nubika (nuklir, biologi, dan kimia). Lapisan body truk ini pun sudah dibuat kebal untuk menahan proyektil peluru caliber 7,62mm dan pecahan mortar kaliber 80mm.
CAESAR juga dapat menggunakan chasis dari Unimog
Unit AD Perancis sedang menembakkan CAESAR pada posisi Taliban – Agustus 2009
Bicara tentang meriamnya, TRF-1 mengusung kaliber 155/52mm dengan jarak tembak maksimum 42.000 meter dan jarak tembak minimum 4.500 meter. Kecepatan tembak meriam ini dapat memuntahkan 6 proyektil untuk setiap menitnya. Hebatnya sistem pemuatan amunisi sudah mengaplikasikan jalur otomatis ala revolver, pengisi tinggal menaruk proyektil ke rak, dan pengisi akan memasukkannya langsung ke dalam kamar peluru. Perlu diketahui, berbeda dari meriam TNI AD sebelumnya, CAESAR sudah mengadopsi sistem amunisi tanpa selongsong (caseless), alhasil bobot amunisi yang dibawa lebih ringan, dan tentu saja ramah lingkungan.  Dalam 1 unit truk CAESAR dapat membawa 16 amunisi yang ditelakkan dalam kompartemen kedap air dan api yang masing-masing mampu memuat delapan proyektil dan ditaruh pada flatbed di bawah laras meriam.
Sistem manajemen penembkkan CAESAR sudah tergolong canggih dan akurat, mengadopsi teknologi FAST buatan Nexter EADS yang dibekali ROB4 muzzle velocity radar systems, SAGEM SIGMA 30 navigation systems, dan tentunya GPS (global positioning systems).SIGMA 30 merupakan intertial guidance system pertama di dunia yang langsung ditempelkan ke landasar meriam, menjadikan akurasi maksimal karena berada dekat dengan laras. Untuk urusan amunisi, ada jenis LU211HE, LU211M, Ogre, SAMPRASS, BONUS MK.2 dan SPACIDO. Ditilik dari kecanggihan, proyektil SAMPRASS misalnya, ketika meluncur di udara  akan menerima sinyal satelit GPS dan mengoreksi target sasarannya berdasarkan input yang diterima.
CAESAR saat sedang embarkasi ke perut C-130 Hercules
CAESAR secara keseluruha memiliki bobot 18,5 ton, keunggulan lain dari sista ini adalah dalam mobilitas. Bila CAESAR jadi dibeli TNI AD, maka 1 unit CAESAR dapat dibopong oleh pesawat angkut berat C-130H TNI AU. Sedangkan untuk Airbus A-400M dapat membawa 2 unit CAESAR siap tempur. Rasanya tak salah pilih bila TNI AD memilih CAESAR, pasalnya meriam ini juga sudah punya pengalaman tempur yang sesunguhnya (battle proven). Dimana 8 unit CAESAR telah didatangkan ke Afghanistan oleh AD Perancis pada tahun 2009 lalu, meriam ini diarahkan untuk melakukan bantuan tembakan artileri guna mendukung gerakan pasukan infantri. Di bumi Afghanistan sendiri, CAESAR menjadi meriam swa gerak satu-satunya yang dioperasikan oleh NATO/ISAF.
Spesifikasi CAESAR
Negara asal         : Perancis – Nexter GIAT
Kaliber             : 155/52mm
Berat             : 18,5 ton
Dimensi truk         : 7,32 x 2,5 x 3,26 meter
Dimensi seluruhan    : 10 x 2,5 x 3,7 meter
Jarak tempuh         : 600 Km
Kecepatan         : 50 Km/jam – off road dan 100 Km/jam – on road
Jarak tembak max     : 42 Km
Jarak tembak min     : 4,5 Km
Negara pengguna    : Perancis, Arab Saudi, dan Thailand.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar