Selasa, 14 Agustus 2012

Pesawat Super Tucano Pesanan TNI AU dalam Perjalanan Ke Indonesia



Ini kabar baik bagi prajurit TNI Angkatan Udara. Pesanan pesawat tempur ringan A-29 Super Tucano dari Brasil sebagian sudah dikirim. Pesawat itu kini sedang dalam perjalanan di dalam perut pesawat Hercules dari Brasil.



"Ya betul, sudah ada empat yang dikirim, dalam beberapa hari ini akan sampai di Indonesia," ujar Kadispen TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus kemarin. Keempat pesawat itu adalah bagian dari delapan pesawat yang dipesan TNI AU tahun 2010 lalu untuk menggantikan armada OV-10 Bronco yang sudah grounded.

"Delapan pesawat itu akan ditempatkan di Skadron Udara 21 Lanud Abdurrachman Saleh, Malang, Jawa Timur," katanya.  Sebelum dikirim ke Indonesia, akhir Juli lalu tim gabungan Kementerian Pertahanan dan TNI AU tiba di fasilitas produksi Embraer di Gaveao Peixoto untuk memeriksa pesawat pesanan .   

Tim pemeriksa yang dipimpin oleh Letkol Lek Alit Erbawa dengan anggota Letkol Tek Sianturi, Mayor Pnb James Yanes Singal dan Mayor Tek Yani Prasetyo melakukan pemeriksaan pesawat meliputi dokumen, pencocokan komponen pesawat, interior pesawat, pengecatan dan uji terbang. Khusus uji terbang dilaksanakan oleh test pilot Embraer dan Komandan Skadron Udara 21, Mayor Pnb James Yanes Singal.



Pemeriksaan di darat dimulai dari melihat kondisi fisik pesawat, pemeriksaan instrumen pesawat sebelum dan sesudah mesin dinyalakan dan pemeriksaan kendali pesawat selama proses lepas landas dan mendarat. Dalam uji terbang yang dilaksanakan hingga ketinggian 25.000 kaki, diperiksa beberapa sistem pesawat yang meliputi sistem bahan bakar, tekanan udara, auto pilot, mesin, navigasi, komunikasi, penembakan (simulasi) dan landing gear.

Super Tucano EMB-314 mengandalkan mesin tunggal Embraer, untuk melakukan tempur taktis "close air support" bagi bantuan pasukan infanteri maupun kavaleri.

Pesawat ini memiliki kemampuan menjejak posisi musuh dengan cepat serta memiliki kemampuan penghancuran. Super Tucano dilengkapi dua senapan mesin di sayap serta 5 hardpoint di sayap dan fuselage untuk mengangkut rudal, roket atau bom seberat 1,5 ton.

Di bagian lain, TNI AL memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro memastikan ada mekanisme alih teknologi antara pihak Korsel dan Indonesia. "Ada yang akan dibuat di Indonesia," kata Purnomo di kantornya kemarin.

Purnomo berharap ketiga kapal selam ini dapat memperkuat armada tempur TNI Angkatan Laut, dan mampu menghadapi tantangan ke depan. "Kita tentu inginkan kapal selam ini dapat beroperasi dengan baik dengan teknologi yang mutakhir," jelasnya. TNI AL memperkirakan kapal selam itu akan siap beroperasi tiga tahun lagi atau tahun 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar