Sabtu, 11 Agustus 2012

Bofors 120mm : Meriam Kaliber Terbesar di Frigat TNI AL


Bofors 120mm tampak pada sisi haluan KRI Fatahilah
Selain punya beragam rudal anti kapal, faktanya TNI AL juga tak dapat melupakan unsur fire power pada artileri kapal. Mulai dari kelas frigat/korvet, tentu membutuhkan kelengkapan meriam sebagai pelibas sasaran di permukaan dan sasaran di udara secara terbatas. Dan, hingga kini pun keberadaan meriam dengan kaliber besar masih mampu membawa daya deteren (daya getar) pada lawan.
Lepas ditinggal sosok KRI Irian, yang dahulu berbekal meriam kaliber152mm/57, praktis TNI AL tak punya lagi meriam dengan kaliber besar nan sangar. Armada kapal perang TNI AL selepas tiadanya KRI Irian, TNI AL praktis hanya mengandalkan meriam kaliber 40/57/76 dan 100mm. Baru kemudian pada akhir 1979, ada angin segar dengan datangnya frigat gress, alias beli benar-benar baru dari Belanda. Yakni frigat kelas Fatahilah, frigat buatan galangan kapal Wilton Fijenoord, Schiedam ini ada 3 jenis, diantaranya KRI Fatahilah 361, KRI Malahayati 362, dan KRI Nala 363.
Selain diterima dengan suatu kebanggaan, karena beli baru, 3 frigat ini juga punya alutsista yang cukup modern pada masanya. Sebut saja rudal anti kapalMM-38 Exocet, mortir anti kapal selam Bofros ASR 375mm, dan torpedo Honeywell MK46. Tapi lain dari itu, ada yang sangat mentereng dari figat kelas Fatahilah, pasalnya pada sisi haluan tersemat meriam Bofors 120/62 kaliber 120mm. Dengan adanya Bofors 120, TNI AL memasuki babak baru dalam meriam kaliber besar, dan menjadikan armada tempur TNI AL punya daya deteren di kawasan.
Satu hal lain yang menarik, untuk rudal MM-38 Exocet boleh jadi sudah jadi barang kuno saat ini, efek getarnya pun sudah melemah, tapi lain dengan Bofors 120, meriam ini masih cukup sangar untuk menjebol posisi kapal lawan, ditambah dengan kaliber yang besar, meriam besutan Swedia ini juga sangat pas sebagai unsur bantuan tembakan kapal dalam misi pendaratan amifibi oleh Korps Marinir.
Mau tahu bagaimana kehandalam meriam Bofors 120/62 (4.7 inchi) ini? Meriam kategori single mounting ini punya kubah (turret) yang terlihat lumayan besar dibanding kapal perang TNI AL pada umumnya. Berat turret-nya mencapai 28 ton, belum termasuk amunisi dan rel untuk flare. Sudut elevasi laras bisa mulai dari -10 hingga 80 derajat. Kecepatan pergerakan elevasinya adalah 32 derajat per detik. Nah, untuk jangakauan tembaknya bisa mencapai maksimum 18.500 meter dengan sistem pemandu tembakan Signaal WM28. Untuk kinerja meriam ini, dapat memuntahkan 80 proyektil untuk setiap menit. Untuk menghindari panas yang berlebih, laras dilengkapi sistem pendingin water cooled.
Lebih jauh tentang turret Bofors 120, kubahnya dilapisi dengan baja dengan ketebalan 4mm. Lapisan baja tipis ini dirancang untuk memberi perlindungan pada awak meriam. Sebagai informasi, meski dapat dikendalikan secara otomatis, tapi meriam ini tetap membutuhkan awak/operator untuk loading amunisi. Untuk proses loading amunisi, memakai mekanisme breech casing magazine, dimana untuk tiap magazine terdiri dari 4 amunisi.
Bicara soal amunisi, Bofors 120 dapat memuntahkan proyektil dengan hulu ledak HE (high explosive) seberat 21Kg, dengan bobot total per amunisi mencapai 35Kg. Kecepatan luncur proyektilnya ditaksir mencapai 800 meter per detik. Sadar bahwa ini adalah meriam kapal, dan pastinya bakal sulit untuk menentukan target tembak di laut yang bergelombang, maka di meriam ini dilengkapi pula dengan gyro-stabilized yang beroperasi dengan tenaga 440 Vac/60 Hz 157 kW. Adanya gyro sangat dibutuhkan tatkala meriam akan menembak dalam laju kecepatan kapal yang tinggi.
Bofors 120 dalam tahap pembuatan
Tampilan dua dimensi Bofors 120mm, tampak pada sisi luar kubah dilengkapi rel untuk pelepas flare
Bofors 120mm, sejenis yang digunakan TNI AL, nampak digunakan pada frigat AL Finlandia
Bofors 120mm versi dual laras, banyak digunakan armada AL Inggris dan AL Belanda
Dilihat dari sejarahnya, meriam Bofors 120mm mulai dirancang pada tahun 1963, dan baru mulai digunakan pada tahun 1967. Meriam dengan panjang laras 5,520 meter ini dibuat dalam dua versi, ada yang versi laras tunggal, seperti yang digunakan TNI AL. Selain TNI AL, Bofors 120mm laras tunggal juga tercatat digunakan oleh AL Finlandia pada frigat kelas Turunmaa dan Pohjanmaa. Ada juga yang versi dual laras, untuk tipe ini digunakan oleh armada frigat Belanda dan Inggris. Walau kecenderungan kapal perang kini menggunakan meriam model reaksi cepat, macam Oto Melara, tapi tetap fungsi dan kehandalan daya gempur meriam kaliber 120mm tidak dapat tergantikan. (Haryo Adjie Nogo Seno)
Spesifikasi Bofors 120/62 :
Negara pembuat : Swedia
Kaliber : 120mm
Jarak tembak max : 18.500 meter
Kecepatan luncur proyektil : 800 m/detik
Bobot total amunisi : 35Kg
Sudut elevasi laras : -10 sampai 80 derajat
Kecepatan tembak : 80 proyektil per menit
Pendidingn : water cooled

Tidak ada komentar:

Posting Komentar